Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas
Alimmustofa.com- Sebaik-baiknya hati adalah hati yang
senantiasa dalam kondisi apapun selalu teringat terhadap Allah subḥānahū wa
ta‘ālā, dalam kondisi senang maupun dalam kondisi sesah. Hati yang demikian
dapat dikatakan sebagai hati yang hidup, dan dimasukan kedalam hati yang bersih.
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada
diri kita pada setiap waktunya,bisa saja esok kita akan mendapatkan risky, atau
mungkin besok akan mendapatkan musibah, atau pada derajat mana kita nanti
dihadapan Allah SWT.
Oleh karena itu kita sangat diajarkan untuk senantiasa berdoa dengan bacaan-bacaan yang kita
hafal dan kita pahami. Dalam keadaan apapu,dalam waktu apapun hendaknya kita senantiasa
berdoa atau bibir kita senantiasa berucap kalimah yang menyebut nama Allah SWT.
Edisi ini alimmustofa.com akan menyampaikan kisah seorang shabat nabi Mushammad
SAW yang ahli membaca surat al-ikhlas dalam kesehariannya.
Kisah ini diriwayat
oleh Ibnu Sinni dan Al-Baihaqi mengisahkan bagaimana Rasulullah SAW ketika
berperang di Tabuk diminta pulang kampung ke Madinah demi menshalatkan jenazah
salah seorang sahabatnya, Muawiyah.
Kisah iwayat ini dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar pada
bab dzikir ketika di jalan sebagai berikut ini
وروينا في كتاب ابن السني و "دلائل النبوة"
للبيهقي عن أبي أمامة الباهلي رضي الله عنه قال: "أتى رسول الله
(صلى الله عليه وسلم) جبريل (صلى الله عليه وسلم) وهو بتبوك
فقال: يا محمد اشهد جنازة معاوية بن معاوية المزني، فخرج رسول الله (صلى الله عليه
وسلم)، ونزل جبريل (عليه السلام) في سبعين ألفا من الملائكة، فوضع جناحه الأيمن على
الجبال فتواضعت، ووضع جناحه الأيسر على الأرضين فتواضعت، حتى نظر إلى مكة والمدينة،
فصلى عليه رسول الله (صلى الله عليه وسلم) وجبريل والملائكة (عليهم السلام)، فلما فرغ
قال: يا جبريل بم بلغ معاوية هذه المنزلة؟ قال: بقراءته: قل هو الله أحد، قائما وراكبا
وماشيا"
Artinya: Diriwayatkan kepada kami dalam
kitab Ibnu Sinni dan kitab Dala’ilun Nubuwwah karya
Al-Baihaqi dari Abu Umamah al-Bahili, ia bercerita bahwa Jibril AS mendatangi
Rasulullah SAW ketika beliau di Tabuk. “Wahai Muhammad, saksikanlah shalat
jenazah Muawiyah bin Muawiyah al-Muzani (di Madinah),” kata Jibril. Rasulullah
SAW keluar (dari Tabuk). Sementara Jibril AS turun bersama 70.000 malaikat.
Jibril AS menurunkan sayap kanan di atas bukit hingga merendah. Ia juga
meletakkan sayap kirinya di atas tanah sampai merendah hingga ia dapat melihat
Kota Makkah dan Madinah. Rasulullah SAW bersama Jibril AS dan ribuan malaikat
kemudian menshalatkan jenazah Muawiyah. Setelah selesai, Rasulullah SAW
bertanya: “Wahai Jibril, dengan amalan apa Muawiyah mendapatkan derajat begitu
tinggi ini?” “Muawiyah lazim membaca aurat Al-Ikhlas saat berdiri,
berkendaraan, dan berjalan kaki,” jawab Jibril. (Lihat: Al-Imam
An-Nawawi, Al-Adzkar pada Hamisy Al-Futuhatur
Rabbaniyyah, [Beirut: Daru Ihyait Al-Arabi, tanpa catatan tahun], juz VI,
halaman 176).
Muhammad bin Alan As-Shiddiqi dalam syarah Al-Adzkar yakni
Al-Futuhatur Rabbaniyyah menerangkan bahwa di belakang Jibril AS terdapat
dua shaf malaikat ketika mereka menshalatkan jenazah sahabat Muawiyah bin
Muawiyah. (Lihat: Muhammad bin Alan As-Shiddiqi, Al-Futuhatur Rabbaniyyah,
[Beirut: Daru Ihyait Al-Arabi, tanpa catatan tahun], juz VI, halaman 177).
Untuk lebih lengkapnya, kami kutipkan di sini surat
Al-Ikhlas berikut transliterasi dan terjemahannya.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ
وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)
Qul huwallâhu ahad. Allâhus shamad. Lam yalid, wa lam yûlad. Wa lam
yakullahû kufuwan ahad.
Artinya: Katakanlah: Dialah Allah yang esa. Dia tempat bergantung. Dia
tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tiada satu pun yang menyamai-Nya.
Membiasakan dzikir dengan surat apapun termasuk surat Al-Ikhlas
kiranya kalimat yang sangat lazim untuk sebanyak dan sesering mungkin untuk
diucapkan atau dibaca disetiap waktu dan disetiap saat,agar hati kita tenang dan
mendapatkan pertolongan Allah SWT.
Sumber : Jatim.Nu.or.id
Editor : Alim Mustofa