Ilustrasi Foto diambil dari google.com
Alimmustofa.com - Baru-baru ini jagad maya digegerkan oleh berita kontroversi yang ditimbulkan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGM yang memberikan gelar ‘alumnus paling memalukan’ kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bagaimanakah tanggapan kalian mengenai hal ini?
Gielbran Muhammad Noor, seorang mahasiswa UGM semester 9 yang menjabat sebagai ketua BEM KM ini
telah menyematkan gelar ‘alumnus paling memalukan’ kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Aksi yang dilakukan oleh Gielbran ini menuai kritik tajam dipublik. Gielbran
dengan berani menggambarkan Jokowi sebagai “Raja Jawa” yang menjunjung tinggi
kekuasaan di atas segalanya. Ia menjelaskan bagaimana filosofi kekuasaan Jawa
merasuk ke dalam benak Jokowi dan membuatnya rela dipadukan dengan etika untuk
mempertahankan dinasti politiknya.
“Mengingat Jokowi
adalah seorang Jawa tulen, dan ternyata dalam falsafah kepemimpinan Jawa, nomor
satu itu adalah kekuasaan. Baru kedua adalah etik. Sehingga, hal yang bisa
dipahami dalam konteks politik Jawa, ketika Jokowi lebih mementingkan
kekuasaannya daripada etik,” ungkapnya.
Gielbran juga
menyatakan statement nya pada sebuah diskusi yang di upload disalah satu
channel YouTube dimana statement/pernyataan Gielbran ini yang menuai berbagai
kontroversi publik.
“BEM UGM akan
mengadakan sebuah diskusi, dan disitu kita akan menobatkan Jokowi sebagai
alumni yang paling menjijikan, paling bercita-cita dari UGM. Saya rasa ini
sudah merupakan momentum yang paling tepat untuk menobatkan beliau sebagai
alumni UGM yang paling mengarahkan sepanjang sejarah. Diantara tujuh presiden
Indonesia, hanya beliau yang seculas ini,” cetusnya pada sebuah diskusi yang
dikutip dari channel YouTube Hersubeno Point, dikutip Jumat, 8 Desember 2023.
Usai berita ini
viral dimana mana, para warganet berbondong-bondong menyerang akun instagram
dari BEM KM UGM itu sendiri. Akun ketua BEM KM UGM pun tak luput dari incaran
warganet. Akun instagram Gielbran sendiri dipenuhi oleh kritikan dan hujatan
dari berbagai warganet, kebanyakan dari mereka yang berkomentar tentang
kurangnya adab dan moral. Tak hanya itu, banyak warganet dan selebgram
sekalipun turut berkomentar menyayangkan aksi yang dilakukan oleh Gielbran
karena telah mencoret nama baik UGM dan demokrasi mahasiswa.
“Ohh sekelas UGM
ternyata bgni ya, gua bukan pendukung jokowi tapi kok gua kecewa ya adab etika
mahasiswa seperti ini,” ungkap salah satu warganet disalah satu postingan
Gielbran.
“Entah nanti anak
ini akan jadi apa? Kok bisa jadi ketua BEM tp gk punya adab dn etika... btw UGM
gk malu ta iki,” ujar warganet lainnya dalam postingan Gielbran di instagram.
Lantas apa tindakan
dari pihak kampus terhadap berita viral yang menyangkit nama instansi mereka
dan disebabkan oleh ulah mahasiswa nya sendiri?. Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM)
Arie Sujito angkat bicara mengenai hal ini.
"Kritis itu
wajib tapi artikulasi cara menyampaikan itu bisa macam-macam yang sering kali
muncul perdebatan kan di situ. Bagaimana kita bisa mengartikulasikan pemikiran
dengan membuat orang simpatik," ucap Arie kepada wartawan, Kamis
(14/12/2023).
Soal pemberian
gelar itu, Arie menilai bahwa mahasiswanya sudah matang. Hanya saja, dia
menyinggung masalah etika publik.
"Saya kira
mahasiswa sudah dewasa dan dia tahu apa yang dia bicarakan tapi saya kira yang
paling penting itu menjaga etika publik. Supaya tidak menggeser catatan kritis
itu, catatan kritis itu pasti bisa bergeser kalau cara artikulasi kita tidak
memperhatikan pada dimensi etik," urainya.
Sementara itu, Arie
menegaskan pihak bahwa kampus tidak akan ikut campur dalam persoalan kebebasan
berpendapat. Namun dia kembali mengingatkan akan etika publik. Lantas,
bagaimana tanggapan kalian mengenai hal ini? Akankah nama baik demokrasi dan
organisasi di Indonesia tercoreng? [fa]