Alimmustofa.com - Sholat
Malam biasa dikerjakan oleh orang mukmin disepertiga malam, salah satu sholat
malam yang utama dilakukan adalah shoalt tahajud;
Sholat
Tahajud mempunyai arti upaya untuk melawan atau meninggalkan tidur; sementara menurut
fiqih artinya adalah shalat sunnah malam hari yang dilakukan setelah tidur.
Hukum shalat tahajud adalah sunnah Muakhad
berdasarkan ijmâ’ ulama. Kesunnahannya bersifat muakkad atau sangat kuat karena
selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ. (Al-Bakri bin as-Sayyid Muhammad Syattha
ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I’ânatuth Thâlibîn, I: 267; Muhammad as-Syirbini
al-Khatib, al-Iqnâ’ fî Halli Alfazhi Abî Syujâ’, I: 116).
Nilai
Utama / Keutamaan Sholad Tahajud
Shalat
Tahajud mempunyai Keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits yang di
antaranya sebagai berikut:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ
بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Artinya,
"Dan dari sebagian malam shalat tahajudlah kamu (Muhammad ﷺ) dengan
membaca Al-Qur’an (di dalamnya) sebagai suatu ibadah tambahan bagimu,
mudah-mudahan Tuhanmu menempatkanmu pada tempat yang terpuji" (QS al-Isra:
79).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَرْفَعُهُ.
قَالَ: سُئِلَ أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وأَيُّ الصِّيَامِ
أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ
الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ
رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ . (رواه مسلم)
Artinya,
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dan ia marfu’kan kepada Nabi Muhammad ﷺ, ia
berkata: ‘Nabi ﷺ ditanya shalat apa yang paling utama setelah shalat Maktubah
dan puasa apa yang paling utama setelah puasa bulan Ramadhan?’ Lalu Nabi ﷺ menjawab:
‘Shalat paling utama setelah shalat Maktubah adalah shalat di tengah malam dan
puasa paling utama setelah puasa bulan Ramadhan adalah puasa bulan Allah,
Muharam’,” (HR Muslim).
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ، عَنْ رَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ
دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ. وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرٌ
لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ. رواه الحاكم وقال: هذا حديث صحيح على شرط
البخاري)
Artinya,
“Diriwayatkan dari Abu Umamah al-Bahili ra, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:
‘Kalian lakukanlah terus qiyâmyul lail (dengan melakukan shalat Tahajud),
karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Qiyâmul
lail (dengan melakukan shalat Tahajud) merupakan ibadah kalian kepada Tuhan
kalian, melebur berbagai kesalahan dan mencegah dari dosa’,” (HR al-Hakim dan
ia berkata, “Ini adalah hadits shahih sesuai syarat al-Bukhari).
Ketentuan
Rakaat dan Bacaan Surat
Shalat
Tahajud dapat dilakukan setelah bangun tidur di malam hari. Tidak ada batas
maksimal jumlah rakaatnya. Hendaknya setiap malam tidak dikosongkan dari shalat
Tahajjud, meskipun dua rakaat. Baca juga: Apakah Perbedaan Shalat
Malam dan Shalat Tahajud? Adapun bacaan surat setelah al-Fatihah dapat
memilih surat mana saja dalam Al-Qur’an. Baik surat pendek maupun surat
panjang. Namun menurut Al-Habib Abdullah Al-Haddad, hendaknya yang dibaca
adalah Al-Qur’an mulai awal dan seterusnya, sehingga tiap bulan, tiap 40 hari,
atau jangka waktu yang lebih banyak atau sedikit dari waktu tersebut orang
dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat Tahajud, sesuai kadar
kesemangatannya. Hal ini seiring firman Allah
ﷻ: فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآن
Artinya,
“ … Maka bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an.” (QS al-Muzammil: 20).
(Ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I’ânatuth Thâlibîn, juz I, halaman 267).
Tata
Cara, Niat, dan Doa
Shalat
Tahajud dapat dilaksanakan sebagaimana shalat-shalat sunnah lainnya, yaitu dua
rakaat salam sebagaimana berikut:
Mengucapkan
niat shalat Tahajud:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ
تَعَالَى
Ushallî
sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Aku menyengaja shalat
sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Niat
dalam hati bersamaan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sampai salam
setelah dua rakaat.
3. Setelah salam atau selesai seluruh
shalat kemudian membaca doa:
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ
وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ
وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ
فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ،
وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ،
وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ
أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ
خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا
أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ
وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا
بِاللهِ
Allâhumma rabbanâ lakal
hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta
mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti
wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa
liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna
haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq.
Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika
anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ
akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal
muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata
illâ billâh.
Artinya,
“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan
makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan
makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan
makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar.
Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata.
Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu
benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya
kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali.
Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni
dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang
kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang
Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau.
Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” Doa ini dianjurkan
dibaca seusai shalat tahajud.
Doa
Rasulullah ﷺ ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim.
Ahmad
Muntaha AM, Redaktur Keislaman NU Online, Founder Aswaja Muda
Editor : Alim Mustofa
Sumber: https://islam.nu.or.id/shalat/tata-cara-shalat-tahajud-niat-rakaat-bacaan-surat-dan-doanya-rd75P