Oleh : Ali Akbar
Alimmustofa.com - Peringatan Maulid merupakan perkara yang
dinilai baik oleh mayoritas umat islam di seluruh belahan bumi . Selaras dengan
riwayat Imam Ahmad dari Sahabat Ibnu Mas'ud R.A : Apa yang dinilai baik oleh umat
islam maka hal tersebut di sisi Allah SWT adalah baik, begitu pula sebaliknya.
Peringatan Maulid adalah satu perkumpulan umat
dimana dibacakan di dalamnya Dzikrullah, Sholawat, Pujian dan sanjungan untuk
Nabi SAW, disampaikan pula mau'idhoh hasanah serta dilakukan amal Sedekah yang
kesemuanya itu adalah ajaran islam.
Kisah Para Nabi dan Rasul sengaja diceritakan
dalam Al-Qur'an yang di antara tujuannya adalah untuk memantapkan iman islam
dan aqidah Nabi SAW, sebagaimana ditegaskan dlm Al-Qur'an QS.Hud : 120
Jika sejarah Para Nabi Rasul mampu memperkuat
iman islam dan aqidah Nabi SAW bagaimana dengan sejarah Pemimpin Para Nabi
Rasul? dan zaman sekarang ini kita sangat amat butuh akan hal-hal yang mampu
menjadikan iman islam serta aqidah kita jauh lebih kuat dan lebih baik hai demi
hari.
Tidaklah segala yang tidak dilakukan oleh Nabi
itu hukumnya Bid'ah yang haram dan tidak boleh dilakukan oleh umat serta harus
dikikis habis, namun seharusnya perkara tersebut dihadapkan terlebih dahulu
kepada dalil-dalil agama yang ada agar muncul kejelasan hukum apakah hal
tersebut wajib, Sunnah, haram, makruh atau mubah? Kaidah Ushul mengatakan :
Penghantar kepada tujuan yang baik dihukumi seperti tujuan yang baik tersebut.\
Tidak semua perkara baru itu dihukumi Bid'ah
dan Haram untuk dilakukan, sebab jika demikian maka pengumpulan dan penulisan
Al-Qur'an yang dilakukan oleh Sahabat Abubakar, Umar dan Zaid R.A. dapat
digolongkan bid'ah dan haram sebab sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh Nabi,
namun kenyataannya tidak seorangpun dari kalangan Sahabat yang protes dan
ingkar terhadap kebijakan yang diambil oleh Khalifah Abubakar dan dilanjutkan
oleh sahabat Umar, Usman dan Zaid R.A.
Sebagaimana Imam Syafi'ie menyampaikan bahwa
“Perkara baru yang bertentangan dengan Al-Qur'an / Hadits / Ijma' itulah yang
disebut dengan Bid'ah yang menyesatkan, adapun hal-hal baik yang tidak
bertentangan dengan Qur'an Hadits Ijma' maka hal terseut termasuk hal-hal yang
terpuji.”
Pendapat Imam Syafi'ie ini selaras dengan
pendapat Ulama-ulama Islam yang lain seperti Imam Nawawi, Imam Ibnu Katsir,
Imam Al Izz bin Abd. Salam dll.
Peringatan Maulid Nabi merupakan upaya untuk
mengenang kembali sosok mulia Nabi Muhammad SAW dan hal ini diajarkan dalam
agama islam, coba kita lihat dan renungkan betapa kebanyakan amalan-amalan
manasik haji dan umroh diwajibkan dalam rangka mengenang Keluarga Bapak para
Nabi yaitu Nabi Ibrahim A.S.
Mengagungkan Nabi merupakan salah satu ajaran
islam, berbahagia di hari kelahirannya dengan berkumpul bersama saudara seiman
seagama utamanya kalangan faqir miskin seraya menampakkan kegembiraan dengan
berdzikir bersholawat dan membagikan makanan alakadarnya merupakan salah satu
ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dan ungkapan penghormatan kepada Baginda
Rasul SAW yang memang diajarkan dalam agama
Nabi SAW juga mengajarkan kepada umat-nya
untuk mengagungkan hari jum'ah sebab di antara keutamaannya adalah
diciptakannya Nabi Adam A.S pada hari tersebut. Jika Jum'ah diagungkan sebab
terciptanya salah seorang Nabi (Adam) bagaimana dengan hari dilahirkannya
Penghulu para Nabi dan Rasul? Bukannkah hal tersebut lebih utama dan lebih
layak untuk diagungkan?
Begitu pula mengagungkan tempat kelahirannya
sebagaimana Jibril A.S perintahkan kepada Nabi pada malam Isra' Mi'raj untuk
sholat di Beth Lehem lalu jibril jelaskan jika tempat tersebut adalah tempat
dilahirkan Nabi Isa A.S.
Atas dasar itulah mengenal sejarah dan
sifat-sifat mulia Nabi dapat menjadikan sempurna kecintaan dalam hati dan
mempertebal iman, hal tersebut diperintahkan dalam agama, dan kita manusia
senantiasa condong akan segala yang indah baik halus dan lembut . Adakah
makhluk yang lebih sempurna, lebih baik, lebih lembut dan lebih halus dari pada
Nabi SAW?
Lebih lanjut, karena Nabi adalah Syi'ar agama
bahkan beliau adalah sumber seluruh Syi'ar yang ada dalam islam. Adakah syi'ar
yang lebih agung daripada Nabi SAW? mengagungkan Syi'ar merupakan perintah
Allah SWT dalam Al-Qur'an sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al Hajj : 32.
Peringatan Maulid memang tidak ada di zaman
Nabi, dengan demikian dapat digolongkan Bid'ah (Perkara Baru) tapi Bid'ah
Hasanah (baik) seperti hal-nya pengumpulan dan penulisan Al-Qur'an di zaman
Khalifah Abubakar dan tarowih berjamaah atas inisiatif Khalifah Umar, juga
adzan jum'ah dua kali dari ijtihad Khalifah Usman R.A. Hal tersebut termasuk
bid'ah hasanah sebab berdasar kepada hadits
مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةَ
Begitu juga Allah telah berfirman :
“Bersholawat kepada Nabi jelas dianjurkan dalam Al-Qur'an .” (QS.Al Ahzab 56)
Peringatan Maulid memotivasi Umat untuk bersholawat
kepada Nabi. Segala hal yang mendorong kepada perkara yang dianjurkan dalam
agama maka hal tersebut termasuk anjuran agama. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim : “Memperingati, merayakan dan mensyukuri Kelahiran
Nabi SAW dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi dengan berpuasa setiap hari senin
.” (HR.Muslim)
Dalam acara Maulid dibacakan sejarah, riwayat
hidup dan banyak hal terkait dengan Nabi SAW, bukankah umat diperintah untuk
mengenal, meneladani dan meniru Nabi? Kitab-kitab Maulid sangat amat efektif
untuk mengantar umat melakukan hal-hal tersebut di atas.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga
merupakan salah satu ungkapan rasa bahagia atas nikmat dan rahmat dari Allah
SWT. Nabi adalah Nikmat dan Rahmat dari Allah SWT sebagaimana ditegaskan dalam
Al-Qur'an :
(QS. Anbiya' : 107)
(QS. Ali Imran )
(QS. Yunus : 58)
Terlebih, memperingati Maulid Nabi Muhammad
SAW memiliki begitu banyak fadhilah dan keutamaannya, sebagaimana yang
disampaikan beberapa kalam sahabat Nabi, ahli fiqh hingga ahli Sufi yang ada
dalam kitab "An-Ni'matul kubra 'alal 'alami fi Maulidi Sayyidi Walidi
Adam"halaman 5-7, karya Imam Ibnu Hajar Al-Haitami.
Sayyidina Umar RA. Berkata:
من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد أحيا الإسلام
"Barang siapa mengagungkan Maulid Nabi
Muhammad SAW,maka sesungguhnya ia telah menghidupkan islam."
Sayyidina Ali RA,berkata:
من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم وكان سببا لقراءته لا يخرج من الدنيا
إلا بالإيمان ويدخل الجنة بغير حساب
"Barang siapa mengagungkan Maulid Nabi
SAW, dan ia menjadi sebab dilaksanakannya pembacaan Maulid Nabi, maka tidaklah
ia keluar dari dunia malainkan dengan keimanan dan akan dimasukkan ke dalam
surga tanpa hisab."
Imam Syafi’i, semoga Allah SWT merahmatinya,
berkata:
من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا
وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصادقين والشهداء والصالحين
ويكون في جنات النعيم
“Barangsiapa mengumpulkan saudara-saudaranya
untuk mengadakan Maulid Nabi, kemudian menyediakan makanan dan tempat serta
melakukan kebaikan untuk mereka, dan dia menjadi sebab atas dibacakannya Maulid
Nabi SAW, maka Allah SWT akan membangkitkan dia bersama-sama golongan shiddiqin
(orang-orang yang benar), syuhada (orang-orang yang mati syahid), dan shalihin
(orang-orang yang shaleh) dan dia akan dimasukkan ke dalam surga-surga Na’im.”
Imam Sirri Saqathi, semoga Allah SWT membersihkan
sir (bathin)-nya, berkata:
من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من
رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع الا لمحبة النبي صلى الله عليه و سلم . وقد قال
صلى الله عليه و سلم : من أحبني كان معي فى الجنة
“Barangsiapa pergi ke suatu tempat yang
dibacakan di dalamnya maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah pergi ke
sebuah taman dari taman-taman syurga, karena tidaklah ia menuju ke
tempat-tempat tersebut melainkan karena cintanya kepada Nabi SAW. Sesungguhnya
Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di
dalam syurga.”
Imam Jalaluddin as-Suyuthi berkata:
مامن بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا
حفت الملائكة ذلك البيت أو المسجد أو المحلة وصلت الملائكة على أهل ذلك المكان وعمهم
الله تعالى بالرحمة والرضوان.
وأما المطوفون بالنور يعنى جبريل و ميكائيل و اسرافيل و عزرائيل عليهم
الصلاة و السلام فانهم يصلون على من كان سببا لقراءة النبي صلى الله عليه و سلم. و
قال أيضا: ما من مسلم قرأ فى بيته مولد النبي صلى الله عليه و سلم الا رفع الله سبحانه
و تعالى القحط والوباء والحرق والغرق والأفات والبليات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص
من أهل ذلك البيت فاذا مات هون الله عليه جواب منكر ونكير ويكون فى مقعد صدق عند مليك
مقتدر. فمن أراد تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم يكفيه هذا القدر. ومن لم يكن
عنده تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم لو ملأت له الدنيا فى مدحه لم يحرك قلبه
فى المحبة له صلى الله عليه وسلم.
“Tidak ada rumah atau masjid atau tempat yg di
dalamnya dibacakan maulid Nabi SAW melainkan malaikat akan mengelilingi rumah
atau masjid atau tempat itu, mereka akan memintakan ampunan untuk penghuni
tempat itu, dan Allah SWT akan melimpahkan rahmat dan keridhaan-Nya kepada mereka.”
Adapun para malaikat yang dikelilingi dengan
cahaya adalah malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, dan Izra’il as. Karena
sesungguhnya mereka memintakan ampunan kepada Allah SWT untuk mereka yang
menjadi sebab dibacakan nya pembacaan maulid Nabi SAW. Dan beliau berkata pula:
Tidak ada seorang muslimpun yang dibacakan di dalam rumahnya pembacaan maulid
Nabi saw melainkan Allah SWT menghilangkan kelaparan, wabah penyakit,
kebakaran, tenggelam, bencana, malapetaka, kebencian, hasud, keburukan makhluk,
dan pencuri dari penghuni rumah itu.
Dan apabila ia meninggal, maka Allah SWT akan
memudahkan jawabannya dari pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir dan dia akan
berada di tempat duduknya yang benar di sisi penguasa yang berkuasa. Dan
barangsiapa ingin mengagungkan maulid Nabi saw, maka Allah SWT akan mencukupkan
derajat ini kepadanya. Dan barangsiapa di sisinya tidak ada pengagungan
terhadap maulid Nabi saw, seandainya penuh baginya dunia di dalam memuji
kepadanya, maka Allah SWT tidak akan menggerakkan hatinya di dalam kecintaannya
terhadap Nabi SAW."
Dari pelbagai pernyataan diatas dan karena
Semua Amalan telah diperkuat dengan dalil Al-Qur'an Hadits dan tidak tercampuri
dengan amalan-amalan munkar maka hal tersebut termasuk dalam ajaran agama.
Seperti inilah yang menjadikan
prespektif mayoritas umat Islam bahwa memperingati Peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW merupakan salah satu amalan yang menunjukkan rasa syukur dan
bahagia sekaligus ingin diakui menjadi ummat beliau Nabi Muhammad SAW.
Wallahu A'lam bisShowab
Editor : Alim Mustofa