By: Yasmin
Dibarat Kota Malang terdapat desa yang diselimuti hujan dan dihiasi Guntur serta petir yang bersautan membuat suasana menjadi semakin suram, di penghujung sore menjelang malam tiba.
Seorang gadis bernama Sasya, memandangi kaca
jendela dengan termenung mengingat kejadian tiga hari yang lalu, Sasya putri
Alivia begitu nama lengkapnya ini telah berpisah dengan sahabatnya bernama Malika.
Perpisahan dengan sahabatnya ini karna adanya pertengkaran diantara mereka
berdua.
‘’hah
kenapa aku sangat payah aku meninggalkan sahabatku yang berharga, sekarang ia pergi ke London dan tinggal disana
selamanya’’ gumamku
‘’Sasya ayo makan malam ayo cepat keburu dingin
’’ibu memanggilku sambil berteriak
‘’baik bu’’(sambil berjalan kearah dapur)
‘’ibu jikalau aku menyusul malika ke London
bagaimana’’ tanyaku penasaran
‘’ya ga papa’’ jawab ibu sambil tersenyum. KLIK DISINI
‘’ibu aku boleh menyusul Malika ke London boleh
ya,ya pliiiss’’ tanyaku sambil memohon
‘’iya boleh’’ jawab ibu sambil mengelus kepalaku
Pagi-pagi aku sudah bersiap untuk menyusul Malika,
aku terpaksa menunda tugas kuliahku, aku meminta bantuan Arisa temen curhat
terbaikku.
Mobil kijang inova menghampiriku dengan cepat
,aku menaruh koperku disebelah kananku
‘’yach mengingat masa laluku bersama Malika, ia selalu duduk disebelah
kananku,’’gumamku
30 menit aku mengotak-atik handphone dan
mendengarkan music ‘’Sasya ayo sudah sampai ‘’ Arisa mengingatkanku sambil menarik
head seat yang ku pasang di kedua telinga ku
Ga’ tau kenapa tiba – tiba pandanganku mengarah
ke wanita yang sedang duduk mengenakan jaket berwarna perak ke abu-abuan,
tinkahnya persis sepert malika ,tetapi hanya rambutnya yang berbeda ,rambut Malika
itu Panjang, akan tetapi orang itu
memiliki rambut yang pendek sebahu.
Aku melangkahkan kakiku ini yang gemetaran mengarah ke wanita itu lalu kuberanikan untuk
bertanya ‘’permisi apakah anda mengenal malika’’ tanyaku penasaran.
Wanita itu mengngkat topinya dan melihatku
dengan muka kecewa ia berkata ‘’mengapa kau disini sana pergilah jangan Kembali
kehidupku lagi’’ ia berbicara sambil berjalan.
‘’firasatku betul ini pasti Malika, tapi Malika
masak kok ga’ ramah gitu ya, ‘’pikirku. Aku mengejar orang itu. Saat ini adalah
keberuntunganku, aku satu pesawat dengannya ,tetapi ia mengganti bajunya yang
indah itu menjadi baju yang berbeda. Sayangnya aku tidak tahu ia yang mana.
Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa pesawat
yang kutumpangi sampai di London. aku mencari Malika dengan sekuat tenagaku. Disepanjang jalan kota ,Aku bertanya ‘’apa
anda mengenal Malika’’ sambil menunjukan fotonya ke setiap orang yang ku jumpai.
‘’excuce me you know this person’’ beberapa
kali aku menanyakan ini kepada orang asing tetapi jawabannya sama saja ‘’sorry,
I do not know’’
Sekarang ini adalah keberuntunganku ada orang
yang mengetahui Malika sedang berada dimana ‘’excuce me you know this
person’’lagi-lagi aku menanyakan itu dan menunjukan foto ini lagi.
Sekarang orang ini mengetahui keberadaan malika
‘’you ask the right person he is this person in my room ,this is address of hi
hotel in room number 156’’jawab wanita itu dengan semangat
‘’Thankyou mis’’ jawabku sambil berlari mencari
alamat.
Dua kilometer aku berjalan dengan semangat
,samangatku ini ku korbankan untuk Malika, sesaat setelah 30 menit berjalan
mencari alamat hotel dan ..
‘’wuoah apakah ini alamatnya ‘’bicaraku sambil
terkejut ,tak segan aku memasuki hotel
ini. Akhirnya aku menemukan kamar Malika, di pintu nomor 156 aku mengetuk pintu berwarna coklat ke hitam -hitaman
tepat didepanku. Dari dalam kamar terdengar langkah kaki menuju pintu, lalu klick
!. pintu terbuka , Malika membuka pintu.
‘’Malika tolong beri kesempatan untuk bicara,
aku sangat menyesal tolong jangan
tinggalkan aku lagi’’ bicaraku dengan memohon diri.
‘’do you want to talk, do you to persuade me to
come back to you ,it’s not that easy’’
‘’meskipun tidak mudah tetapi aku melangkah
jauh kesini hanya untuk bertemu denganmu’’ aku berbicara sambil memeluk Sahabatku.
Malika meneteskan air mata, ‘’kau ingin Kembali
padaku, Ku mohon beri aku kesempatan satu kali lagi’’
‘’baiklah’’ jawab Malika dengan lembut.
Di akhir perjalanan Sasya memiliki pesan yang teringat di memori dalam ingatannya ,bahwa ia
tidak akan menyia-nyiakan orang tercinta.
#Remember; do not waste someone in the past will definitely feel a deep
pain.
Tautan : Perjalanan Seorang Gadis