Alimmustofa.com
– Sekolah pengawasan pemilu tidak saja menyajikan materi pengawasan kepemiluan,
akan tetapi peserta dibekali pengetahuan seputar anti korupsi dari KPK RI.(5/4)
Nanang
Farid Syam bidang PJKAKI KPK dalam paparanya menyampaikan , pemberantasan
korupsi telah banyak melakukan pencapaian, meski begitu masih banyak yang harus
dikerjakan untuk melakukan pemberantasan korupsi di negeri ini.
Bagas
salah satu peserta berpendapat “ Keberhasilan KPK memang kita akui dengan
pencapaian tangkapan OTT pelaku korupsi, meski begitu masih banyak tindak
pidana korupsi. Satu hal yang perlu saya sampaikan adalah prestasi KPK yang
dicapai apa sih, sampai hari ini Gongnya belum dapat,” ungkap Bagas mahasiswa
fakultas hukum Universitas widyagama.
“
Korupsi adalah kejahatan extra ordinary crime, tetapi dengan banyaknya
tangkapan KPK apakah merupakan prestasi KPK, saya kira bukan, karena toh
korupsi makin banyak, hal ini mungkin salah satu penyebabnya adalah beaya politik
yang tinggi. Pendapat saya bagaiman jika beaya politik partai di tanggung
negara,” ungkap Herman dari fakultas hukum.
Nanang
Farid Syam membenarkan bahwa salah satu timbulnya korupsi adalah mayoritas
beaya politik yang tinggi. Pemikiran saya harusnya KPU dan Bawaslu membuat standarisasi
kompetensi calon legislative dan politisi yang kontestasi di pemilu.
Sesi
penutupan materi pemilu dan korupsi adalah pemberian hadiah buku sejarah
pemberanatasan korupsi kepada peserta yang paling aktiv bertanya diambil satu
orang masing-masing fakultas.(A-Liem Tan)