Perempuan berkucing setiap senja tak lagi melintas di trotoar semeru
Yang senantiasa sejenak singgah di warung kecilku menadah segelas teh manis dan sepotong pisang goreng
kayutangan telah melupakan perempuan berkucing itu
kayutangan telah sibuk bersolek
waktunya telah dirampas oleh kebisingan knalpot
kayutanganku telah menjadi jalan beku
dan beriring dengan waktu kayutanganku telah hilang bersama perempuan berkucing itu
"Lemparkan otakmu bila dirimu masih tak henti teriak mencari perempuan berkucing di ramahnya kayutangan dan teduhnya semeru!!"
sembari kucium parfum yang tak terbeli oleh dompetku
"Buka lebar matamu kota ini telah penuh kemajuan maka romantisme kayutangan, sentimentil semeru dan cerita konyol perempuan berkucing harus dimusnahkan!!"
pekak telingaku mendengar teriak angkuh lelaki berdasi itu
"Ya congkakmu telah sukses memusnahkan kayutangan dan perempuan berkucing tapi dengan segala cinta semeruku masih bernama!"
hardikku tergagap
imajiku melesat pada semeruku yang juga telah berwajah bopeng
tak lagi nyaman untuk berteduh
tak lagi ramah untuk bercengkrama
tak lagi heroik untuk teriak merdeka
perempuan berkucing telah tersobek dalam lembar kotaku
kayutangan telah hilang dalam rajutan kotaku
hanya semeruku yang masih ada dalam bingkai tepi kotaku
semilir angin subuh mengantarku lelap
membawaku dalam kehampaan
: "Kutunggu rasa
memilikimu!!"
Malang, 04 Desember 2018
(dini hari di tepi kotaku)
Bambang GW
Yang senantiasa sejenak singgah di warung kecilku menadah segelas teh manis dan sepotong pisang goreng
kayutangan telah melupakan perempuan berkucing itu
kayutangan telah sibuk bersolek
waktunya telah dirampas oleh kebisingan knalpot
kayutanganku telah menjadi jalan beku
dan beriring dengan waktu kayutanganku telah hilang bersama perempuan berkucing itu
"Lemparkan otakmu bila dirimu masih tak henti teriak mencari perempuan berkucing di ramahnya kayutangan dan teduhnya semeru!!"
sembari kucium parfum yang tak terbeli oleh dompetku
"Buka lebar matamu kota ini telah penuh kemajuan maka romantisme kayutangan, sentimentil semeru dan cerita konyol perempuan berkucing harus dimusnahkan!!"
pekak telingaku mendengar teriak angkuh lelaki berdasi itu
"Ya congkakmu telah sukses memusnahkan kayutangan dan perempuan berkucing tapi dengan segala cinta semeruku masih bernama!"
hardikku tergagap
imajiku melesat pada semeruku yang juga telah berwajah bopeng
tak lagi nyaman untuk berteduh
tak lagi ramah untuk bercengkrama
tak lagi heroik untuk teriak merdeka
perempuan berkucing telah tersobek dalam lembar kotaku
kayutangan telah hilang dalam rajutan kotaku
hanya semeruku yang masih ada dalam bingkai tepi kotaku
semilir angin subuh mengantarku lelap
membawaku dalam kehampaan
: "Kutunggu rasa
memilikimu!!"
Malang, 04 Desember 2018
(dini hari di tepi kotaku)
Bambang GW